Kasih Dibandingkan Dengan Bakat Natural
 
_oOo_
 
Kita semua tahu bahwa Alkitab membandingkan KASIH dengan BAKAT NATURAL MANUSIA. Perhatikan ucapan Paulus ini, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing,” 1 Korintus 13:1.
 
Juga, perhatikan ucapan Petrus ini, “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,” 2 Petrus 1:20.
 
Pada era postmodern ini, tentu kita semua sudah tahu, bahwa nubuat-nubuat dalam Alkitab telah ditafsirkan menurut kehendak sendiri dan disampaikan dengan kemampuan berkata-kata yang sangat dahsyat, sehingga rangkaian kata-kata itu begitu enak di telinga dan sangat menggugah hati, bahkan dalam bahasa malaikat/roh katanya. Apakah Anda termasuk orang Kristen yang begitu bersandar kepada pendeta-pendeta dengan kemampuan berkata-kata seperti itu?
 
Di dalam 1 Korintus 13:1 nyata sekali nasehat Paulus bahwa khotbah-khotbah “yang enak didengar telinga” seringkali hanyalah dusta belaka, sama sekali tidak bermuatan anugerah Allah. Paulus mengajak kita untuk tidak bersandar kepada bakat-bakat natural manusia, melainkan kita harus mencari agape (kasih Allah) yang mengalir dari Allah melalui perkataan nubuat di dalam Alkitab, juga melalui karakter dan cara hidup benar para hamba Tuhan yang dipilih Allah bagi kita (2 Kor. 12:12).
 
Yohanes berkata, “Allah adalah kasih,” 1 Yoh. 4:7-8. Kasih (agape) itu adalah sesuatu yang supranatural, mengalir dari Allah, bukan bagian dari natur manusia (Gal. 5:22). Dan, Petrus meyakinkan kita bahwa Allah sudah menganugerahkan kuasa IlahiNya kepada kita, agar kita dapat memiliki kasih agape ini (2 Pet. 1:3-7) supaya kita terus bertumbuh menuju keserupaan dengan Kristus.
 
Bagi Paulus, kasih (agape) adalah anugerah Allah yang tidak terpisahkan dari keselamatan dalam Kristus Yesus. Dan, kasih ini telah dicurahkan di dalam hati kita, Roma 5:5-6, untuk membentuk kita menjadi serupa dengan gambar Kristus, Roma 8:29. Memang benar, agape itulah tempat kita bersandar, bukannya bakat-bakat natural para hamba Tuhan.
 
Terpujilah Kristus. Amin.
[ Gogona]
 
 

 
© Gereja Rumah Indonesia
 
Gereja Rumah Indonesia
Contact Person: Sdr. Gogona
Email: grumah@gerejarumahindonesia.org
 
About  |   Visi  |   Misi  |   Disclaimer