Tentang Kami
Kata “gereja” berasal dari kata Yunani ekklesia, maka gereja berarti umat Allah, dengan pengertian suatu himpunan yang baru yang secara khusus memiliki hubungan dengan Mesias, karena itu Yesus berkata: “JemaatKu” (Mat 16:18). Dengan demikian kita bukan hanya orang Kristen, namun juga warga gereja yang kudus dan am. Kita tidak hanya berkomitmen kepada Kristus, namun juga berkomitmen pada tubuh Kristus. Tidak ada seorang Kristen tanpa gereja, sebab gereja berada pada pusat rencana kekal Allah. Gereja bukanlah rencana ilahi tambahan. Gereja bukan suatu kecelakaan sejarah, sebaliknya gereja adalah komunitas baru milik Allah.
Namun, kita semua setuju bahwa sistem gereja institutional pada masa kini benar-benar berbeda dengan apa yang kita baca di Alkitab tentang gereja mula-mula. Persoalan mendasar bagi kelompok-kelompok Kristen yang rutin beribadah di rumah-rumah atau di sebuah ruangan ruko yang mereka sewa, adalah pernyataan mereka bahwa mereka bukanlah gereja. Mereka menyebut diri mereka hanya terbatas sebagai persekutuan, bukan gereja. Mereka menjelaskan makna gereja berdasarkan legalitas organisasi, tempat ibadah berupa gedung permanen, dan jumlah serta struktur keanggotaan. Padahal mereka beribadah dengan liturgi yang sangat baik, punya program penginjilan dan pemuridan, dan menerapkan perintah Yesus tentang kasih dalam seluruh aspek kehidupan mereka bersama-sama. Persoalan ini terjadi karena pemaknaan gereja yang sudah bergeser, tidak lagi seperti apa yang dipahami oleh gereja mula-mula.
Bagi kami, gereja Kristus tidak diartikan sebagai suatu bangunan permanen beserta segala atribut organisasinya, melainkan komunitas kecil kristiani yang bertumbuh bersama-sama. Kami meyakini bahwa gereja rumah adalah komunitas kecil kristiani yang hidup secara bersama-sama dengan kesehatan rohani yang baik (healthy life) dan bertumbuh secara alami (natural reproducing). Untuk istilah “rumah,” dapat berupa sebuah bangunan rumah, sebuah ruangan di condominium, apartemen, ruko, ruangan kantor, dan seterusnya, yang penting bahwa para anggota dapat merasakan suatu suasana yang disebut “di rumah” (at home). Jadi, rasa nyaman seperti di rumah sendiri (informal sense) sebagai persyaratan utama yang harus ada pada gereja rumah. Kami, dengan website ini, berupaya menampilkan gambaran umum aktifitas gereja-gereja rumah di Indonesia.
Kemuliaan hanya bagi Tuhan.