Kasih Dibandingkan Dengan Iman
 
_oOo_
 
Kita semua tahu bahwa Alkitab membandingkan KASIH dengan IMAN. Perhatikan ucapan Paulus ini, “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan SEKALIPUN AKU MEMILIKI IMAN YANG SEMPURNA untuk memindahkan gunung, TETAPI JIKA AKU TIDAK MEMPUNYAI KASIH, aku sama sekali tidak berguna,” 1 Korintus 13:2.
 
Kita tahu bahwa iman Kristen dan kasih, adalah sama-sama anugerah Allah, lalu kenapa Alkitab membandingkan keduanya? Apa perbedaan dua hal tersebut? Kenapa kasih lebih besar daripada iman?
 
Untuk iman, Paulus menggunakan kata pistis. Artinya, itu sesuatu yang natural dimiliki oleh setiap manusia sebagai kemampuan manusia untuk menghubungkan jiwanya dengan “yang ilahi” (yang disembahnya). Dan, iman Kristen adalah iman (dalam arti natural) yang sudah ditambahkan dengan kemampuan untuk meresponi anugerah atau kasih Allah dalam Kristus Yesus (Ef. 2:8-9). Sedangkan dalam PL, yang belum mengenal nama Yesus, misalnya pada Abraham, iman mereka adalah karena mereka hidup dalam kebenaran Allah. Frasa “iman yang sempurna untuk memindahkan gunung,” menjelaskan tentang bakat natural manusia yang bermuatan kuasa-kuasa mukjizat.
 
Untuk kasih, Paulus menggunakan kata agape. Artinya, itu sesuatu yang supranatural dan bukan bagian dari natur manusia (Gal. 5:22). Dan, Petrus berkata bahwa Allah sudah menganugerahkan kuasa IlahiNya kepada kita, agar kita dapat memiliki kasih agape ini, 2 Pet. 1:3-7. Dan, Yohanes berkata, “Allah adalah kasih,” 1 Yoh. 4:7-8.
 
Dengan demikian, Paulus melihat bahwa iman tidak bertumpu kepada pengenalan akan Allah. Artinya, orang bisa saja beriman kepada Allah walaupun dia tidak memiliki pengenalan akan Allah itu. Dan, Alkitab berkata bahwa segala mukjizat itu bisa juga ditimbulkan oleh kuasa kegelapan (Mat. 7:22-23). Tetapi, tentang kasih, Paulus melihat bahwa itu sangat bertumpu kepada “mengenal dan percaya kepada nama Yesus”.
 
Bagi Paulus, tanpa “MENGENAL DAN PERCAYA KEPADA NAMA YESUS” maka pistis (iman) itu tidak berguna. Sebab, bagi Paulus, juga bagi kita, kasih (agape) adalah anugerah Allah yang tidak pernah terpisahkan dari keselamatan dalam Kristus Yesus. Dan, kasih ini telah dicurahkan di dalam hati kita, Roma 5:5-6, untuk membentuk kita menjadi serupa dengan gambar Kristus, Roma 8:29, maka kita menjalani suatu proses pembentukan kembali. Memang benar bahwa kasih itu lebih besar daripada iman.
 
Terpujilah Kristus. Amin.
[ Gogona]
 
 

 
© Gereja Rumah Indonesia
 
Gereja Rumah Indonesia
Contact Person: Sdr. Gogona
Email: grumah@gerejarumahindonesia.org
 
About  |   Visi  |   Misi  |   Disclaimer