Apakah arti dan perbedaan
antara baptisan dan kepenuhan Roh Kudus?

_oOo_
 
Sebelum kita mengerti baptisan Roh, maka kita harus mengerti apa itu baptisan? Baptisan adalah ketetapan atau sakramen pertama yang ditetapkan oleh Tuhan bagi gereja-Nya. Baptisan dilaksanakan bagi orang yang telah percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan dilakukan atas otoritas Tuhan melalui Gereja-Nya. Baptisan juga diajarkan oleh Alkitab sebagai lambang kematian orang percaya dari dosa dan kebangkitan untuk hidup yang baru (Kol. 2:12; Yoh. 3:23; Kis. 8:38-39; Rm. 6:4-5).1Caprili Guanga, Anda Bertanya? Alkitab Menjawab (Malang: Departemen Literatur SAAT, 1998), 131.
 
Alkitab mengatakan untuk membaptis orang-orang yang percaya kepada Kristus diberikan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Amanat Agung (Mat. 28:18-20) dan mengandung janji bahwa Ia akan menyertai mereka yang menaati perintah itu sampai kesudahan zaman. Hanya gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri yang dapat melaksanakannya sebab kepadanya perintah itu diberikan, bukan kepada sembarang orang (Mat. 3:13; 28:18-20).2Guanga, 132-133.
 
Menurut Guanga, ada beberapa makna baptisan yang diajarkan oleh Perjanjian Baru:3Guanga, 132.
 
-
Pertama, baptisan menggambarkan kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus, dan dengan demikian pula setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus mati ke dalam dosa, dikuburkan bersama Kristus untuk hidup bagi-Nya (Rm. 6:4-5);
 
-
Kedua, baptisan juga merupakan jaminan akan kebangkitan fisik orang-orang percaya ketika Yesus akan datang kembali (Kol. 2:12);
 
-
Ketiga, baptisan merupakan kesaksian di hadapan dunia bahwa kita yang dibaptis itu adalah milik Kristus (1 Pet. 3:21);
 
-
Keempat. Baptisan merupakan ketaatan akan perintah dan teladan Yesus Kristus (Mat. 28:19-20).
 
Oswald J. Smith dalam bukunya Keajaiban Anugerah – Marvels of Grace mengatakan bahwa:4Oswald J. Smith, Keajaiban Anugerah, terj. A. J. Syauta (Jakarta: Immanuel, 1977), 62.
 
 
Saya percaya baptisan itu perlu tetapi saya meletakannya pada tempatnya yang wajar. Baptisan selalu mengikuti dan bukan mendahului pertobatan. Iman datang terlebih dahulu. Rumus Alkitab ialah “Percaya dan dibaptiskan” (Mark. 16:16; Kis. 8:36, 37). Apakah seorang manusia itu selamat, tak peduli kehidupan apapun yang dijalaninya, hanya karena kebetulan telah dipercik dengan beberapa tetes air ketika ia masih bayi? Saya tak percaya. Betapa bodoh pendapat itu. Anda selamat bila Anda menerima Kristus dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya dan darah penebusan-Nya yang ditumpahkan di Kayu Salib untuk keampunan dosa-dosa Anda dan mengakui Dia sebagai Tuhan Anda yang bangkit – itulah saatnya Anda diselamatkan dan bukannya sebelumnya itu. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.” (Yoh. 1:12). Dan Anda diselamatkan oleh Kristus bukan oleh siapapun juga (Mat. 1:21; Yoh. 14:6; Kis 4:12). Dan bila Anda diselamatkan maka hidup Anda akan membuktikannya. Kornelius diselamatkan sebelum ia dibaptiskan. Demikian juga penunggu penjara Filipi. Penjahat di sebelah Yesus diselamatkan dan ia tak pernah dibaptiskan. Kita yang dibenarkan oleh iman (Rm. 5:1), bukan oleh iman dan baptisan melainkan “oleh iman.” Tak ada sesuatu apapun yang ditambahkan. Jadi jangan bersandar kepada baptisan Anda atau kepada suatu apapaun melainkan hanya kepada Kristus saja.
 
 

BAPTISAN ROH KUDUS

Baptisan Roh Kudus menunjukkan persatuan kita dengan Kristus,5Sinclair B. Ferguson, The Holy Spirit: Contours of Christian Theology (Downers Grove: Intervarsity Press, 1996), 195. pada saat kita lahir baru, pada saat itulah dengan iman kita percaya bahwa Roh Kudus ada dalam hati untuk selama-lamanya. Yesus katakan “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Jadi baptisan Roh Kudus merupakan karya Kristus. Paulus menjelaskan bahwa baptisan Roh Kudus merupakan penempatan kita oleh Roh Kudus ke dalam tubuh Kristus (1Kor. 12:13).6Rick Cornish, 5 Menit Teologi, terj. Handy Hermanto (Bandung: Pionir Jaya, 2004), 267.
 
Ada dua pandangan mengenai apakah baptisan Roh Kudus identik dengan karunia Roh Kudus yang melahirbarukan (regenerasi). Pandangan pertama adalah pandangan Pantekosta tradisional. Mereka tidak setuju dengan pendapat ini. Menurut mereka, baptisan Roh Kudus adalah anugerah yang diterima setelah seseorang lahir baru/menjadi Kristen. Pandangan kedua adalah pandangan Reformed (yang diterima secara umum). Menurut pandangan ini, baptisan Roh Kudus adalah anugerah yang diterima ketika seseorang lahir baru/menjadi Kristen. Jadi jelas sekali perbedaannya adalah antara “setelah” dan “ketika” seseorang dilahirkan kembali.
 

PANTEKOSTA TRADISIONAL

Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh pandangan Pantekosta Tradisional yang didasarkan pada ayat-ayat Alkitab sebagai berikut:
 
  • Murid-murid Kristus sudah lahir baru sebelum hari Pentakosta, paling tidak ketika Yesus “menghembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus’” (Yoh. 20:22).
     
  • Yesus masih memerintahkan mereka untuk menunggu janji Bapa akan baptisan Roh Kudus: “. . . tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis oleh Roh Kudus” (Kis. 1:4, 5, 8).
     
  • Setelah menunggu 10 hari, pada hari Pentakosta, “Maka penuhlah para murid dengan Roh Kudus ...” (Kis. 2:4).
     
  • Baptisan Roh Kudus ditandai dengan kuasa pelayanan dan bagi sebagian pengajar Pentakosta bahasa roh ini tidak dimiliki oleh semua orang yang lahir baru.
     
  • Dukungan pola ini. Lahir baru dulu, setelah itu mengalami baptisan Roh: Kis. 2: peristiwa Pentakosta; 8: peristiwa Filipus di Samaraia, 10: peristiwa Kornelius dan 19: peristiwa Paulus di Efesus.
 

BAPTISAN ROH KUDUS MENURUT ALKITAB

  • Hanya ada tujuh ayat dalam Alkitab yaitu Mat. 3:11, Mrk. 1:8, Lks. 3:16, Yoh. 1:33. Keempat ayat ini mengacu pada perkataan Yohanes Pembaptis bahwa Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus (perkataaan Yohanes Pembaptis: aku membaptis dengan air, tapi Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus)
     
  • Dua ayat lagi menunjuk pada peristiwa hari Pentakosta (Kis. 1:5; 11:16)
     
  • Terakhir 1Kor. 12:13 “Sebab dalam satu Roh kita semua ...telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” Penekanannya pada “satu Roh” dan “semua”
     
  • Apakah 6 ayat pertama menunjuk peristiwa baptisan yang sama dengan 1Kor. 12:13? Pentakosta tradisional tidak setuju, sedangkan yang lain setuju (ya)
 
Lalu apa kata Alkitab lebih lanjut? Apakah baptisan oleh Yesus (dengan Roh Kudus) berbeda dengan baptisan oleh Roh Kudus. Jika sama, ini berarti bahwa baptisan Roh Kudus terjadi pada waktu seseorang bertobat (pertobatan)/regenerasi, dan bukan setelahnya. Bagaimana dengan peristiwa baptisan Roh Kudus yang terjadi di hari Pentakosta (Kis. 1:5; 11:16)? Memang benar para murid sudah dilahirbarukan sebelum menerima baptisan Roh Kudus, tapi peristiwa Pentakosta bersifat historis ketimbang paradigmatis. Masa transisi dari PL ke PB, inaugurasi era pelayanan Roh Kudus sebagai Roh Kristus, dan tak akan terulang lagi.
 
Kita pikir apa yang dialami para Rasul bisa diulangi sekali lagi? Tidak bisa, contoh: Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta dengan air ludah (historis), tidak bisa dijalani pada masa kini. Kalau begitu apakah Kis. 8 (Samaria), 10 (Kornelius), dan 19 (Efesus) adalah bukti yang cukup kuat untuk mendukung pandangan baptisan Roh Kudus bahwa Pentakosta sebagai “paradigmatis?”
 
  • Kis. 2, 8, 10 bertujuan untuk mengilustrasikan bahwa program Allah bagi penginjilan sudah mulai digenapi (Kis. 1:8)
     
  • Kis. 10 menjelaskan Kornelius belum percaya Yesus sebelum Petrus memberitakan Injil kepadanya dan membaptisnya (Kis. 10:45)
     
  • Kis. 19 menjelaskan orang-orang di Efesus (murid-murid Yohanes Pembaptis) juga belum mengenal Injil Yesus Kristus.
 
Apa yang bisa kita tarik kesimpulan: bahwa tidak ada teks PB yang mendukung baptisan Roh Kudus sebagai anugerah Roh Kudus yang terpisah dari regenerasi/lahir baru. Jadi baptisan Roh Kudus diterima ketika regenerasi/lahir baru.
 

KEPENUHAN ROH KUDUS

Sedangkan kepenuhan Roh Kudus merupakan karya Roh Kudus yang menyertai orang-orang percaya dalam setiap aspek kehidupannya agar semakin hari semakin serupa Kristus. Kita bisa dipenuhi Roh apabila kita tidak memadamkan atau mendukakan Dia dan apabila kita menjalani kehidupan kita di bawah pengendalian-Nya.7Paul Enns, The Moody Handbook of Theology: Buku Pegangan Teologi jilid 1, terj. Rahmiati Tanudjaja (Malang: Literatur SAAT, 2004), 325.
 
Ada tiga pengertian seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus.
 
-
Pertama, dipenuhi Roh Kudus adalah tanda/karakteristik normal orang Kristen yang saleh (Kis. 11:24; 13:52).
 
-
Kedua, dipenuhi Roh Kudus memperlengkapi seorang Kristen dalam melakukan tugas/jabatan tertentu dari Allah (Lks. 1:15-17; Kis. 9:17; 22:12-15; 26:16-23).
 
-
Ketiga, dipenuhi Roh Kudus, sebagai perlengkapan sementara bagi seseorang dalam melakukan tindakan tertentu dari Allah (Lks. 1:5-8, 41, 67; Kis. 4:8, 31; 7:55; 13:9).
 
Tuhan Yesus memenuhi semua kategori tersebut (Lks. 4). Kepenuhan Roh Kudus itu diperintahkan/imperatif (Ef. 5:18)
 
Dibaptis dan menerima karunia-karunia Roh tidaklah sama dengan dipenuhi Roh Kudus (1Kor. 12:13; 1:4-7; 3:1-4). Dan ingat bahasa Roh bukanlah tanda mutlak seseorang dipenuhi Roh Kudus. Karunia ini tergantung Tuhan dan tidak semua orang menerima Roh Kudus bisa berbahasa Roh (1Kor. 12, 14).
 
Kita dipenuhi Roh Kudus jikalau kita mau selalu datang kepada Yesus dan dalam diri-Nya akan mengalir air yang tak berhenti (Roh Kudus) (Yoh. 7:37-39). Dipenuhi Roh Kudus artinya kita akan sama seperti Kristus, rendah hati dan mentaati Bapa. Inilah arti sesungguhnya dipenuhi Roh Kudus, justru membuat kita semakin sadar bahwa kita tidak dapat hidup tanpa bergantung kepada Tuhan Yesus, yang merupakan sumber kehidupan kita di mana kita harus selalu menempel pada-Nya, seperti ranting-ranting pohon yang menempel pada pohon tersebut.
 
Tanda-tanda sejati seseorang mengalami kepenuhan Roh Kudus (Ef. 5:18-21) adalah seseorang yang bermoral, bukan hanya menekankan pada mukjizat melulu; seseorang yang mengeluarkan buah-buah Roh dari kehidupannya, bukan karunia-karunia Roh (1Kor. 3:1-4, bnd. 4:8). Oleh karena itu, dapat disimpulkan tanda-tanda sejati kepenuhan Roh Kudus:
 
  • Fellowship: “berkata-katalah” (bnd. Kol. 3:16); relasi dengan Allah dan sesama yang bernalar, penuh penguasaan diri, dan sehat (kasih)
     
  • Worship: “mazmur, kidung puji-pujjian, dan nyanyian rohani” bagi Tuhan
     
  • Gratitude: “ucaplah syukur atas segala sesuatu”
     
  • Humble Submission: “merendahkan diri satu dengan yang lain” (Fil. 2: 3)
 
Roh Kudus memimpin setiap orang yang dipenuhi-Nya untuk memiliki tingkah laku moral yang terkendali dan rasional, mentransformasi orang percaya menjadi serupa Kristus.
 
[ Raymond BW ]
 
 
Notes
 
 
1
Caprili Guanga, Anda Bertanya? Alkitab Menjawab (Malang: Departemen Literatur SAAT, 1998), 131.
 
2
Guanga, 132-133.
 
3
Guanga, 132.
 
4
Oswald J. Smith, Keajaiban Anugerah, terj. A. J. Syauta (Jakarta: Immanuel, 1977), 62.
 
5
Sinclair B. Ferguson, The Holy Spirit: Contours of Christian Theology (Downers Grove: Intervarsity Press, 1996), 195.
 
6
Rick Cornish, 5 Menit Teologi, terj. Handy Hermanto (Bandung: Pionir Jaya, 2004), 267.
 
7
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology: Buku Pegangan Teologi jilid 1, terj. Rahmiati Tanudjaja (Malang: Literatur SAAT, 2004), 325.
 
 

 
© Gereja Rumah Indonesia
 
Gereja Rumah Indonesia
Contact Person: Sdr. Gogona
Email: grumah@gerejarumahindonesia.org
 
About  |   Visi  |   Misi  |   Disclaimer