Siapakah Yesus Kristus?
 
_oOo_
 
Nama Yesus berarti God saves/Allah yang menyelamatkan (Mat. 1:21). Nama Yesus ini sama dengan nama Yoshua yang mana merupakan tipologi Kristus. Yoshua artinya Allah menyelamatkan umat-Nya sedangkan Yesus adalah Dia yang menyelamatkan langsung umat-Nya. Yesus juga berarti pendamaian dengan Allah. Hidup kekal ada di tangan Kristus dan Dia berhak untuk memberikan kepada siapa Dia mau beri/Dia berhak untuk membagikan hidup kekal kepada siapa yang Dia mau (Rm. 3:25; 5:19). John Piper lebih lanjut mendefinisikan hidup kekal sebagai berikut:1John Piper, The Passion of Jesus Christ, terj. Stevy Tilaar (Surabaya: Momentum, 2004), 47.
 
 
Hidup kekal bukanlah kelanjutan dari hidup sekarang bersama kesusahan dan kesenangannya. Jika neraka merupakan hasil terburuk dari hidup, maka “hidup kekal” adalah hasil terbaik dari hidup. Hidup kekal merupakan hidup yang indah dan penuh sukacita di mana segala dosa dan kesusahan tidak ada lagi. Segala yang jahat dan berbahaya di dunia ini telah disingkirkan. Semua yang baik – semua yang mendatangkan kebahagian sejati dan tak berkesudahan – akan dipertahankan dan dimurnikan serta ditingkatkan.
 
 
Sedangkan istilah Kristus sama dengan Mesias, artinya adalah yang diurapi. Jadi, Yesus Kristus adalah orang yang dipilih/diurapi Allah untuk menjadi juruselamat atas dosa. Yesus disebut juruselamat dan hanya Dialah satu-satunya jalan keselamatan yang menjamin kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup kekal (Kis. 4:12; Yoh. 3:18; 1Yoh. 5:11; 1Tim. 2:5; Yes. 43:11). Yesus berbeda dengan pemimpin-pemimpin agama lainnya karena tidak ada di antara mereka yang menjamin kehidupan kekal seperti Yesus. Mereka semua mati, tetapi Yesus mati bagi dosa kita semua yang percaya kepada-Nya, dan dibangkitkan artinya Ia menang dari maut/iblis.
 
Dalam bukunya yang berjudul Anda Bertanya? Alkitab Menjawab, Caprili Guanga mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, dan satu dengan Allah (Mat. 16:16; Yoh. 10:30; Luk. 22:69-70; Yoh. 10:38).2Caprili Guanga, Anda Bertanya? Alkitab Menjawab (Malang: SAAT, 1998), 32.
Sebutan anak Allah muncul dalam Mazmur 2:7 “…..Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini”. Hal ini menunjuk kepada Yesus. Bagi orang Yahudi istilah anak Allah sangat sakral karena sebutan ini menunjukkan Mesias dan sayangnya gambaran orang Yahudi mengenai Mesias adalah seorang raja yang akan membawa bangsa Israel keluar dari penderitaan fisik. Mereka tidak percaya kepada Yesus karena bagaimana mungkin Mesias adalah orang yang mati di kayu salib bersama penjahat-penjahat dan mati di kayu salib adalah suatu hukuman yang paling ngeri dan berat, jadi bagaimana mungkin Mesias disalibkan bersama kedua penjahat.
Yesus juga sudah ada sejak kekekalan, Dia bersama-sama dengan Bapa. Dia adalah sang Firman sebelum berinkarnasi (Yoh. 1:4). Dia telah ada sebelum Abraham (Yoh. 8:58).
Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita (Kej. 1:26). Oleh karena itu Yesus adalah Allah Anak, yaitu Anak Allah yang diperanakan sejak kekekalan dan ini menjadi doktrin injili “the Eternal Generation of the Son”.
 
Apa yang diberikan Yesus sebagai juruselamat?
 
Setelah mengetahui siapa Yesus Kristus seperti penjelasan di bagian pertama, maka kita akan melihat karya-Nya di bumi. Yesus disebut juruselamat melalui apa yang diraih melalui karya-Nya di muka bumi ini yaitu apa yang diraih-Nya dan apa yang diberikan-Nya.
 
Sebagai juruselamat, apa sebenarnya yang telah Ia raih di muka bumi ini. Pertama, penghapusan dan pengampunan dosa (1 Yoh. 1:7; 2:2). Kedua, kita telah diperdamaikan dengan Allah (Rm. 3:25; 5:19). Ketiga, Ia mengirim Penghibur, yaitu Roh Kudus (Yoh. 14:26; 16:7). Terakhir, Ia mengaruniakan hidup kekal kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya (Yoh. 3:16).
 
Selanjutnya adalah apa yang diberikan-Nya kepada kita. Pertama, penebusan yang dikerjakan oleh Roh Kudus melalui iman (Mat 11:27; Yoh. 1:18). Kedua, kelahiran baru oleh Firman dan Roh Kudus (Mat. 3:11; Tit. 3:57). Ketiga, ketekunan orang percaya (Yoh. 10:27-30). Terakhir, kita diberi hidup baru bagi Allah (Yoh. 6:54; 1Kor. 15:28; Ef. 5:27).
 
Apa arti Yesus sebagai Anak Allah? Anak Tunggal Allah?
 
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Mengenai anaknya yang tunggal ini, Boland mengatakan:3DS. B. J. Boland, Intisari Iman Kristen (Jakarta: BPK, 1970), 33.
 
 
Yesus diberi gelar Anak Allah maksudnya ada perhubungan yang sangat istimewa antara Dia dengan Allah Bapa. Perhubungan ini melebihi perhubungan antara orang-tua dengan anak-anak-Nya. Karena anugerah Allah maka kita ini boleh menjadi anak-anak angkat, tetapi Kristus adalah Anak Allah yang tiada taranya. Sebab itu dikatakan, bahwa Dialah, Anak-Nya yang tunggal (Yoh 1:14; 3:16, 18). Dialah Anak dari Allah sendiri atau Anak sulung (Rm. 8:3, 29, 32). Dialah Anak yang kekasih (Mrk. 1:11; 9:7)
 
 
Sedangkan Paul Enns menjelaskan Anak Allah dan Anak Tunggal Allah sebagai berikut:4Paul Enns, Approching God (Mendekati Allah: jilid 1), terj. Wim Salampessy (Batam: Interaksara, 2000), 200.
 
 
Yesus sesuatu yang unik. Meskipun kita adalah “anak-anak Allah,” kita bukan anak Allah dalam cara yang sama seperti Yesus. Aku akan pergi ke Bapa-Ku dan Bapamu (Yoh. 20:17). Ia tidak mengatakan “Bapa kita” karena hubungan-Nya dengan Bapa tidaklah seperti hubungan kita. Ia adalah anak yang kekal dari Allah. Tunggal artinya “unik.” “satu-satunya yang ada.” Allah tidak mempunyai Anak lain seperti Yesus. Kita tidak seperti Dia. Sebagai Anak Tunggal, Ia satu-satu-Nya yang bisa menyatakan Bapa (Yoh. 1:18).
 
 
Ursinus menjelaskan Anak Tunggal Allah sebagai: Karena Kristus saja adalah Anak Allah yang kekal dan natural; namun kita adalah anak-anak yang diadopsi Allah oleh kasih karunia-Nya demi Kristus.5Zacharias Ursinus, The Commentary of DR. Zacharias Ursinus on The Heidelberg Catechism (The synod of Reformed Church in the US (Electronic Version): Olive Tree Communications, 2004), 341.
 
[ Raymond BW ]
 
 
Notes
 
 
1
John Piper, The Passion of Jesus Christ, terj. Stevy Tilaar (Surabaya: Momentum, 2004), 47.
 
2
Caprili Guanga, Anda Bertanya? Alkitab Menjawab (Malang: SAAT, 1998), 32.
 
3
DS. B. J. Boland, Intisari Iman Kristen (Jakarta: BPK, 1970), 33.
 
4
Paul Enns, Approching God (Mendekati Allah: jilid 1), terj. Wim Salampessy (Batam: Interaksara, 2000), 200.
 
5
Zacharias Ursinus, The Commentary of DR. Zacharias Ursinus on The Heidelberg Catechism (The synod of Reformed Church in the US (Electronic Version): Olive Tree Communications, 2004), 341.
 
 

 
© Gereja Rumah Indonesia
 
Gereja Rumah Indonesia
Contact Person: Sdr. Gogona
Email: grumah@gerejarumahindonesia.org
 
About  |   Visi  |   Misi  |   Disclaimer