Tuaian Banyak tetapi Pekerja Sedikit
 
_oOo_
 
Ketika membaca Lukas 10:2, “Tuaian banyak, tetapi pekerja sedikit,” tentulah yang muncul dalam benak Anda adalah gambaran seorang misionaris yang memberitakan Injil atau membagikan traktat di sebuah sudut jalan. Namun, pernahkah Anda bertanya, apakah hanya itu yang ada di benak Yesus di saat mengucapkan kalimat tersebut? Apakah hanya itu yang Yesus maksudkan ketika Dia mengirim 70 murid-Nya?
Bahkan, banyak orang Kristen beranggapan bahwa orang-orang yang dikirim sebagai pekerja Kristus itu haruslah “orang-orang yang memberi,” oleh karenanya mereka harus memiliki banyak, sebab orang-orang yang menerima harus pula orang-orang yang menerima banyak. Pemahaman yang bertumpu pada sumbangan dana dan bakti sosial, adalah pemahaman yang sama sekali keliru.
 
Jika Anda diperintahkan untuk pergi memberitakan sebuah kabar baik hanya dengan pakaian di punggung Anda, dan seperti domba di antara serigala, dan untuk melihat Tuhan melakukan hal-hal besar, siapakah yang akan mendapat manfaat? Anda atau mereka yang dilayani? Tentulah kedua-duanya!
Kita, sebagaimana 70 murid itu, adalah orang-orang yang sedang belajar dari suatu perjalanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus. Kita bukanlah juruselamat kecil yang harus pandai mengolah kata-kata untuk menjelaskan ayat-ayat Alkitab agar orang-orang dapat diyakinkan, melainkan kita diutus HANYA UNTUK MENUNJUK KEPADA YESUS bahwa Ia adalah satu-satunya Juruselamat dan sekaligus kita akan menyaksikan langsung keselamatan itu di saat kita mengambil langkah-langkah iman. Sekali lagi, kita diutus HANYA UNTUK MENUNJUK KEPADA YESUS bahwa Ia adalah satu-satunya Juruselamat dunia.
 
Apakah Anda bersedia diutus hanya dengan pakaian di punggung Anda, dan seperti domba di tengah-tengah serigala, untuk menjadi pekerja-Nya yakni untuk menunjuk kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat? Jangan terburu-buru menjawab, “Ya,” karena nyatanya itu tidaklah mudah, maka perlu persiapan.
Pertama, hidup kita harus lebih dulu ditempatkan di bawah Allah sebagai Raja, bukan di bawah kendali kemauan diri kita sendiri. Artinya, hidup kita bukan harus sesuai dengan apa yang kita impikan. Kedua, kita harus siap untuk diubahkan. Ketika kita melihat karya ajaib Allah di tengah-tengah kita, kita tidak bisa tidak berubah. Kita harus mau diubahkan hari demi hari oleh karya ajaib Allah, dengan demikian perubahan itu akan menuntun kita untuk lebih teguh dalam percaya kepada-Nya. Sesungguhnya, kita tidak akan mampu menjalankan tugas penuaian itu tanpa lebih dulu diubahkan oleh sang pemilik tuaian.
 
Apakah Anda memiliki panggilan untuk menjadi pekerja-Nya? Jika ya, apakah Anda merasakan bahwa Anda senantiasa diubahkan, atau diperlengkapi oleh-Nya?
 
Terpujilah Kristus. Amin.
[ Gogona ]
 
 

 
© Gereja Rumah Indonesia
 
Gereja Rumah Indonesia
Contact Person: Sdr. Gogona
Email: grumah@gerejarumahindonesia.org
 
About  |   Visi  |   Misi  |   Disclaimer